A.
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri
sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam
wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya
kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah
subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut,
pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan
frasa dengan kalimat.
Kalimat dibagi
menjadi dua, yaitu :
1.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya
mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan predikat.
2.
Kalimat majemuk adalah kalimat
yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari
induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat
yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi
didalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai
kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui
dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya.
a. Kalimat
majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat
tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata
penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam,
yakni:
Jenis
|
Konjungsi
|
penggabungan
|
dan
|
penguatan/Penegasan
|
bahkan
|
pemilihan
|
atau
|
berlawanan
|
di lanjutkan pada
sebuah kalimat majemuk yang kedua (sedangkan)
|
urutan waktu
|
kemudian, lalu, lantas
|
Contoh:
1.
Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal
1)
2.
Norif berangkat ke bengkel. (kalimat
tunggal 2)
·
Juminten pergi ke pasar sedangkan Norif
berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
·
Norif berangkat ke bengkel sedangkan
Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
b.
Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa
kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian
yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
·
Pekerjaannya hanya
makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
c.
Kalimat majemuk
bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih
kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat
terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat
perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat
terdiri dari sepuluh macam, yakni:
Jenis
|
Konjungsi
|
syarat
|
jika, kalau, manakala,
andaikata, asal(kan)
|
tujuan
|
agar, supaya, biar
|
perlawanan (konsesif)
|
walaupun,
kendati(pun), biarpun
|
penyebaban
|
sebab, karena, oleh
karena
|
pengakibatan
|
maka, sehingga
|
cara
|
dengan, tanpa
|
alat
|
dengan, tanpa
|
perbandingan
|
seperti, bagaikan,
alih-alih
|
penjelasan
|
bahwa
|
kenyataan
|
padahal
|
Contoh:
1.
Kemarin ayah mencuci motor. (induk
kalimat)
2.
Ketika matahari berada di ufuk timur.
(anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah
mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
·
Ayah mencuci motor ketika matahari berada
di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
d.
Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
1.
Toni bermain dengan Kevin. (kalimat
tunggal 1)
2.
Rina membaca buku di kamar kemarin.
(kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3.
Ketika aku datang ke rumahnya. (anak
kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
·
Toni bermain dengan Kevin, dan Rina
membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)
B.
Unsur Kalimat
Dalam menuliskan
kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui
unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia
digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat,
Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur
kalimat :
a)
Subjek ( S )
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah
kalimat disamping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara
lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek
sebagai berikut.
Jawaban atas Pertanyaan Apa atau
Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban
atas pertanyaan apa atau siapayang dinyatakan
dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya
digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Siwon adalah
seorang aktor dan penyanyi.
Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat
takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu.
Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama
diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku itu
dibeli oleh Kimbum.
Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan
penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi
subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda
subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
·
Bahwa pengurus SEMA harus
segera dibentuk pada rapat hari ini.
·
Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah
boyband favoritku.
Mempunyai
Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut
dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan
keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin
lulus harus mengikuti ujian.
Tidak Didahului
Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
Berupa Nomina
atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di
samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai
kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu
menyenangkan.
b)
Predikat ( P )
Predikat juga
merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi
menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat
adalah sebagai berikut.
Jawaban atas Pertanyaan Mengapa
atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian
kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapaatau bagaimana adalah
predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong
(identifikasi). Kata tanya berapadapat digunakan untuk menentukan
predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o Gadis itu cantik.
o Harga buku itu sepuluh
ribu rupiah.
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah.
Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang
sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai
bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh katatidak. Bentuk pengingkaran tidak ini
digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai
penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat
yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat
kemarin.
Dapat Disertai Kata-kata Aspek
atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau
adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,sudah, sedang, belum,
dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva.
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak,
dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o Kata, misalnya verba,
adjektiva, atau nomina.
o Frasa, misalnya frasa
verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
c)
Objek ( O )
Objek yaitu keterangan
predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini
bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat
yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-)
tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek
kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek
sebagai berikut.
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang
predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat
aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam
kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di
belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara
predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai
oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek
dalam kalimat transitif.
d)
Pelengkap
(Pel.)
Pelengkap merupakan
unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba
predikat kalimat.
Pelengkap dan objek
memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o Bersifat wajib ada karena
melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati posisi di
belakang predikat.
o Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak
pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika
terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri
pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
o Diah mengirimi saya buku
baru.
o Mereka membelikan ayahnya sepeda
baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda
baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului
predikat.
Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.
e)
Keterangan (K)
Unsur kalimat yang
didahului preposisi disebut keterangan.
Keterangan merupakan
unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang
dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu,
cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat.
Berikut ini beberapa
ciri unsur keterangan.
Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat
wajib.
Tidak Terikat Posisi
Di
dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di
antara subjek dan predikat.
Contoh :
o Malam ini,
Suju akan kembali ke Korea.
o Mereka memperhatikan
materi dengan seksama.
Terdapat Beberapa Jenis
Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
o Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok,
sekarang, kini, lusa, siang, dan malam.
Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan
waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei,
dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat
ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, sepertisetelah, sesudah,
sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
o Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
o Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.
Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang
diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
o Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang
diikuti nomina (kata benda).
o Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa
frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang
diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
o Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa
frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya,
agar, atau untuk.
o Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika
ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
o Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur
yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur
yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa
tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang
diterangkan yaitu kata Marshanda.
o Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat,
objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan,
keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang
mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa,
melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
C.
Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita
gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang
sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal
dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita
masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu
tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang
berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat
dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat Dasar Berpola
S P
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat
berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
o Mereka / sedang berenang.
S
P
(kata kerja)
o Ayahnya / guru SMA.
S
P
(kata benda)
o Gambar itu / bagus.
S
P
(kata sifat)
o Peserta penataran ini /
empat puluh orang.
S P
(kata bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
Mereka / sedang
menyusun / karangan ilmiah.
S
P
O
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak /
ayam.
S
P
Pel.
Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya
/ surat.
S
P
O
Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena
diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal /
dari Surabaya.
S P
K
Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina
atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan /
pakaian / ke dalam lemari.
S
P
O
K
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Ungu / bermain / musik
/ di atas panggung.
S
P
Pel.
K
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi /
ibunya / uang / setiap bulan.
S
P
O
Pel. K
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/pola-dasar-kalimat-bahasa-indonesia.html
Alwasilah, A.C. (2002) Pokoknya Kualitatif:
Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif.
Bandung: Dunia Pustaka Jaya
Iswara, P.D. (2000) Variasi Pola Kalimat dan
Keterbacaannya. Tesis pada Program
Pascasarjana UPI Bandung.
Santoso,Azis.(2008) Penelitian Pola Kalimat
Bahasa Indonesia.www.google.com.(2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar