Rabu, 16 April 2014

  FUNGSI DAN RAGAM BAHASA INDONESIA


Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus.
  Fungsi bahasa secara umum:
1.      Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
·         Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
·         Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2.      Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas/ sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3.      Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4.      Sebagai alat kontrol sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku-buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
  Fungsi bahasa secara khusus:
1.      Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2.      Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3.      Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4.      Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

A.    Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
B.      Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis :
1.       Berdasarkan Media
2.       Berdasarkan Cara Pandang Penutur
3.       Berdasarkan Topik Pembicaraan
1.      Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
         Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur  di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.  Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
Ciri-ciri ragam lisan:
a.       Memerlukan orang kedua/teman bicara.
b.      Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu.
c.       Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d.      Berlangsung cepat.
e.       Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.
f.       Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
g.      Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
Kelebihan ragam bahasa lisan:
a.    Dapat disesuaikan dengan situasi.
b.    Faktor efisiensi.
c.    Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d.    Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e.    Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f.     Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
a.    Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b.    Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c.    Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d.    Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
         Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara.
2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu.
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal.
4. Berlangsung lambat.
5. Selalu memakai alat bantu.
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi.
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda   baca.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
a.    Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b.    Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c.    Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d.    Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
a.    Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b.    Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c.    Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Contoh ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis
No
Ragam bahasa lisan
Ragam bahasa tulis
1.
Papy bilang saya harus segera pulang
Papy mengatakan bahwa saya harus segera pulang
2.
Adik lagi baca buku
Adik sedang baca buku
3.
Saya tinggal di Bandung
Saya bertempat tinggal di Bandung
2. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Penutur
a.      Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
b.      Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat seharusnya Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil seharusnya Saya akan menceritakan tentang Kancil.
c.  Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

3.    Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
1. Ragam bahasa ilmiah
Ciri-ciri ragam ilmiah:
a.  Bahasa Indonesia ragam baku;
b.  Penggunaan kalimat efektif;
c. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
d. Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;
e. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan;
f. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.
2. Ragam hukum
Contoh : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana
3. Ragam bisnis
Contoh : Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon
4. Ragam agama
5. Ragam psikologi
Contoh : Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif.
6. Ragam kedokteran
Contoh : Anak itu menderita penyakit kuorsior.
7. Ragam sastra
Contoh : Cerita itu menggunakan unsur flashback.

Awal yang Tidak Terduga Semoga Akan Berakhir Indah

 
Berawal dari sebuah karya wisata yang diadakan sekolah ku. Dalam karya wisata kali ini sekolah ku memilih untuk berkunjung ke kota Yogyakarta. Karena aku terdapat di kelas IPA kunjungan kali ini ditekankan ke Keteb Pas yaitu tempat melihat dan mempelajari terjadinya gunung berapi, selain itu sekolah ku berkunjung ke candi borobudur juga akademi militer angkatan udara. Aku datang dipagi hari itu mencari bis yang ingin aku tumpangi, karena aku datang terlalu cepat aku bisa memilih tempat duduk belakang yang memang diminati oleh beberapa siswa. Cukup lama aku menunggu teman-temanku datang. Teman-temanku itu adalah Anggi, Vesti, Marya, Imel dan Yudha. Kita sering menyebut geng kita adalah Candy’s. Awalnya candy’s bertujuh namun satu orang dari kita yaitu eca pindah sekolah. Ya, mereka semua akhirnya datang juga. Aku mulai menempati bis yang aku tumpangi, bis itu adalah bis 3 blue star. Kami berangkat pukul 06.00, diperjalanan kami mulai menyenandungkan lagu-lagu layaknya anak remaja yang lain. Dari lagu pop, dangdut dan lain-lain. Dibangku belakang banyak pria-pria dari kelas lain. Sedikit dari mereka telah aku kenal walau ada yang tidak aku kenal. Mereka bernyanyi dengan diiringi gitar, kita semua pun terlarut dengan suasana dan ikut menyanyikan lagu dewa 19 yang berjudul dua sejoli. Setelah menyanyikan beberapa lagu kita semua bercanda layaknya sebelumnya kita telah saling mengenal. Disaat inilah aku melihat satu orang pria yang bercanda tetapi mukanya datar, aku tak sengaja berteriak musa. Kalian tau apa itu musa? Musa itu muka standar. Entah siapa pria itu tetapi saat itu dia hanya berteriak parah lu dan tertawa.
Hal itu pun berlalu, aku mulai banyak mengenal siswa yang sebis dengan ku. Sampai akhirnya aku tiba di goa jatijajar sekitar pukul 20.00, keadaan yang terlalu larut dan lelah sekali. Disana aku bersama candy’s hanya berfoto dan kembali ke bis. Setelah kunjungan ke goa jatijajar selesai kita semua berangkat lagi menuju hotel sriwedari, Yogyakarta. Sesampainya di hotel sekitar pukul 23.00 kita semua mencari kamar yang memang telah dipesan untuk kita. Kamar yang aku dan candy’s tempati kecuali yudha adalah kamar nomor 288. Tiba dihotel kita semua langsung membersihkan diri dan membereskan barang bawaan kita. Setelah semua beres, mungkin siswa yang lain beranjak tidur namun candy’s bukan tidur malah bernyanyi dan membuat sebuah video dengan gaya kita masing-masing. Lagu-lagu yang kita nyanyikan juga lagu-lagu yang rame dan heboh seperti wonder woman,hahaha. Karena kita semua kelelahan tidak lama setelah bergila-gila ria kita semua tidur. Bangun sekitar pukul 05.30 kita berebutan mandi dan siap-siap untuk sarapan pagi, karena setelah ini kita semua akan pergi ke akademi militer angkatan udara. Sesampainya disana kita semua dibwa ke aula dan diperkenakan cara pendidikan disana dan bertemu dengan kaka kaka yang sudah belajar disana. Siangnya kita semua pergi ke borobudur. Sebelum sampai di borobudur aku dan pria yang kusebut musa bercanda lagi. Kali ini aku diajaknya untuk jalan bersama saat diborobudur. Sungguh aneh padahal kita baru saling mengenal dan aku belum tau siapa namanya hahaha. Namun pada akhirnya aku jalan bersama candy’s karena vesti menyuruhku menemaninya berbelanja, dan memang aku dan si musa itu terpisah saat diborobudur. Setelah lama berkunjung ke borobudur kita semua kembali ke bis 3 dan kembali ke hotel.  Hari ketiga sekaligus hari terakhir di jogja kita mengunjungi keteb pas dan segera pulang ke jakarta lagi.
Dalam perjalanan pulang ke jakarta seperti biasa aku dan anak-anak yang lain bersenda gurau dan mendendangkan beberapa lagu karya dewa. Aku pindah ke kursi belakang karena kursi ku ditempati adiguna. Dibelakang karena aku kelelahan aku tertidur di bahu musa itu sampai akhirnya aku dengannya difoto oleh anak-anak yang memang masih melek. Terasa seperti lampu flash kamera yang menyala aku pun terbangun dan sadar kalau aku baru saja tertidur dibahu musa. Karena supir kami kelelahan akhirnya kami semua beristirahat dahulu dan aku dengan enaknya datang ke kumpulan geng musa dan meminta pop mie yang dimakan musa. Setelah lama beristirahat kita semua kembali ke bis dan melanjutkan perjalanan ke jakarta. Dan kita semua sampai ke jakarta pukul 04.00 pagi. Keesokan harinya di sekolah kita semua semua kembali belajar dan aku pun mulai mengenal namanya, nama dari musa yaitu riyan. Mengenal riyan, mulai saling ber sms-an kami akhirnya dekat. Melewati hari bersamanya akhirnya tanpa aku duga riyan menyatakan perasaannya padaku, aku bingung dan bimbang karena saat itu aku belum begitu menyukai dirinya. Aku hanya menganggapnya sebagai teman baru teman yang aku kenal. Akhirnya aku hanya memberinya jawaban tunggu aku menjawab diawal bulan juni nanti. Tetapi karena aku bertanya kepada candy’s aku harus bagaimana, candy’s pun menjawab terima aja, aku mulai memutuskan pilihanku untuk menerimanya. Tanggal 28 mei dia menyatakan lagi perasaannya melalui sms, aku menjawab iya tapi aku memintanya untuk menyatakan langsung pada tanggal 1 juni. Akhirnya kami berpacaran pada tanggal satu juni. Berjalannya kisah asmara kami, aku yang memang tidak diperbolehkan pacaran dengan kedua orang tua ku tetap bersikukuh untuk melanjutkan hubungan kami. Namun pada tanggal 09 oktober kami sempat putus karena orangtua ku mengetahui, aku yang berpacaran dengannya. Aku merasa begitu kehilangan saat aku harus berpisah dengan dirinya.
Perasaan inilah yang ku sebut cinta. Setelah aku kehilangan aku baru merasakan betapa berharganya dirinya dihidupku. Keesokan harinya kami seperti orang tidak kenal, tidak saling menegur sapa saat bertemu. Sampai tiba saatnya aku dan dia bertemu dan berbicara soal perasaan ku ini, dan dia juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Akhirnya kami kembali bersatu hingga sekarang ini. Hubungan kami telah berjalan hingga 3 tahun 9 bulan walaupun didalamnya penuh dengan lika-liku. Tetapi kami yakin, cinta yang akan mempersatukan kami, cinta yang akan menjawab keraguan orang tua ku terhadapnya, cinta yang akan membuktikan seberapa berhasilkah dirinya menggapai kesuksesan dan memperlihatkan kepada mereka yang telah menyepelekan cinta kami. Aku dan dia akan bersatu dikemudian hari, aku yakin cinta ini akan berakhir dengan bahagia bukan dengan tangisan. Karena aku yakin cinta yang suci akan bersatu walau badai yang menerjang sangatlah kuat.