Ingatkah Kalian
akan Sosok Pak Raden?
Masih ingatkah kalian dengan film Si Unyil karya Pak Raden?
Sekarang sedang heboh diperbincangkan karena hak cipta film tersebut telah diambil oleh Perum Produksi Film Negara(PPFN). Beberapa relawan yang berisi anak muda terketuk hatinya untuk membantu Pak Raden mendapatkan lagi hak cipta film Si Unyil. Dengan acara penggalangan dana yang akan mengundang beberapa media massa itu, Pak Raden akan mengamen sebagai rasa keinginannya untuk mendapatkan lagi hak cipta film Si Unyil.
Sekarang sedang heboh diperbincangkan karena hak cipta film tersebut telah diambil oleh Perum Produksi Film Negara(PPFN). Beberapa relawan yang berisi anak muda terketuk hatinya untuk membantu Pak Raden mendapatkan lagi hak cipta film Si Unyil. Dengan acara penggalangan dana yang akan mengundang beberapa media massa itu, Pak Raden akan mengamen sebagai rasa keinginannya untuk mendapatkan lagi hak cipta film Si Unyil.
Penggalangan dana itu juga dikhususkan untuk membantu Pak Raden
yang selama ini kekurangan biaya untuk mengobati penyakit encok yang mendera
lutut kanannya. Penyakitnya itu didera sekitar 5 tahun yang lalu. Bahkan untuk
berjalan saja Pak Raden harus dibantu oleh tongkatnya. Selain kekurangan biaya
untuk pengobatan ternyata Pak Raden juga mengalami kesulitan dalam membiayai
kehidupannya yang sekarang dengan usianya yang telah menginjak 79 tahun.
Apa ini balasan sebuah karya Nusantara yang banyak memberikan
pesan dan amanat terbaik?
Apa pantas seorang seniman hidup sulit diatas kemewahan-kemewahan
para pejabat?
Penderitaan Pak Raden tidak hanya sampai disitu saja, dia harus
menyambung hidupnya dengan menjadi tamu dalam suatu acara anak-anak untuk
mendongeng, menyanyi dan menggambar sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Tapi dengan sakit yang dideranya selama 5 tahun belakangan ini Pak Raden tidak
bisa aktif lagi dalam dunia luar. Namun kesusahannya itu tidak menjadikan
semangatnya putus begitu saja, dia menjadikan tempat tinggalnya sebagai
panggung karena setiap orang yang lewat rumahnya boleh mampir dan menonton
keahliannya dalam menyanyi,menggambar dan mendongeng. Pak Raden rela seperti
itu demi mencari sesuap nasi.
Mudah sekali para petinggi melupakan jasa seorang seniman dan
mengangapnya sebelah mata. Padahal PPFN pernah menjanjikan akan menyerahkan hak
cipta Si Unyil kepada Pak Raden namun apa mau dikata janji hanyalah janji.
Semua itu tidak terwujudkan.
Pak Raden tidak mendapatkan apa-apa dari hasil karyanya yang
fenomenal itu. Malah dia mengalami berbagai penderitaan dan kesulitan yang
mendera kehidupannya itu. Tapi Pak Raden tetap terus akan berjuang meraih hak
cipta itu sampai akhir hayatnya.
Melihat kesulitan Pak Raden sebenarnya itu adalah sebuah tamparan
keras untuk para petinggi negara yang bersikap acuh terhadap kesulitan
rakyatnya sendiri apalagi Pak Raden itu bukan hanya rakyat biasa tapi seorang
seniman yang memiliki karya terbaik dalam dunia perfilman anak-anak.
Hargailah hasil karya setiap orang jangan pernah menganggap
sebelah mata ataupun meremahkan hasil karya dan jasa orang lain. Lindungilah
hak cipta dari sebuah karya itu seberapa kecil ataupun seberapa besar karya
itu.
Tulisan ini masuk kedalam pokok bahasan “Manusia dan Penderitaan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar