A. Pengertian Alinea
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, dari
terbitan Departemn Pendidikan Nasional tertera penjelasan bahwa alinea adalah
bagian wacana yang mengungkapkan suatu pikiran yang lengkap atau satu tema yang
dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok kedalam atau jarak
spasi yang lebih. Dalam kamus tersebut alinea diartikan pula sebagai paragraf.
Bila ditelaah pengertian alinea,seperti yang tercantum
dalam sumber tersebut,dapat ditarik kesimpulan. Kesimpulannya adalah alinea
berisi “sesuatu” dan penulisan alinea selalu dimulai dengan baris yang baru
yang dimajukan atau indentation.
Menurut pengamatan penulis, ada beberapa ciri atu
karakteristik alinea antara lain,sebagai berikut.
Ø Setiap
alinea mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan dengan ide
pokok keseluruhan karangan.
Ø Alinea
umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat.
Ø Alinea
adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
Ø Alinea
adalah kesatuan yang koheren dan padat
Ø Kalimat-kalimat
alinea tersusun secara logis-sistematis.
Berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan bahwa
definsi dari alinea sebagai berikut : alinea adalah seperangkat kalimat
yang tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan akspresi pikiraa
yng relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan.
B. Fungsi dari Alinea
1) Sebagai
penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan;
2) Memudahkan
pemahaman jalan pikiran atau ide pokok;
3) Memungkinkan
pengarang melahirkan jalan pikirannya secara sistematis;
4) Mengarahkan
pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya;
5) Sebagai alat
penyampai pikiran;
6) Sebagai
penanda pikiran baru dimulai.
C. Tujuan Pembentukan Alinea
1.
Memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain.
Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung suatu tema, bila terdapat dua
tema, maka dipecahkan menjadi dua alinea.
2.
Memisahkan
dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita
berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian
yang lebih lama ini, konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah.
D.
Unsur
- Unsur Alinea
Alinea adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas
seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk
menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya
pikiran tersebut dapat diterima oleh pembaca, alinea harus tersusun secara
logis-sistematis. Alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu
adalah unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi (transition), kalimat
topik (topic sentence), kalimat pengembang (development sentence)
dan kalimat penegas(punch-line).
Keempat unsur penyusun alinea tersebut,terkadang
muncul secara bersamaan,terkadang pula hanya sebagian yang muncul dalam sebuah
alinea.
1. Alinea
yang Memiliki Empat Unsur
Susunan
alinea jenis ini terdiri atas :
a.
Tarnsisi (berupa kata,kelompok kata,atau kalimat);
b.
Kalimat topik;
c.
Kalimat pengembang;
d.
Kalimat penegas.
2. Alinea
yang Memiliki Tiga Unsur
Alinea jenis
ini terdiri atas :
a.
Transisi (berupa kata,kelompok kata,atau kalimat);
b.
Kalimat topik;
c.
Kalimaat pengembang.
3. Alinea
yang Memiliki Dua Unsur
Alinea jenis
ini terdiri atas :
a.
Kalimat topik;
b.
Kalimat pengembang.
E. Ciri-Ciri Kalimat Utama
Kalimat topik merupakan mayor point, main idea,
central idea atau topic sentence. Kalimat topik merupakan pikiran utama, pokok
pikiran, ide pokok atau kalimat pokok. Kalimat topik merupakan perwujudan ide
pokok paragraf dalam bentuk umum atau abstrak.Letak kalimat topik dapat di awal
paragraf, tengah paragraf, dan akhir paragraf.
Ciri-cirinya
sebagai berikut :
1.
Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2.
Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai
arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat
dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
F. Ciri-Ciri Kalimat Penjelas
Sebagian besar kalimat-kalimat yang terdapat dalam
paragraf adalah kalimat pengembang. Susunannya tidak sembarangan. Urutan
kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak
menuruti hakikat ide pokok. Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis
biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian. Urutannya masa
lalu-kini-dan masa yang akan datang.
Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan
jarak (spasial), biasanya menyangkut hubungan antara benda, peristiwa, atau hal
dengan ukuran jarak.Urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat-lebih
jauh-jauh- dan paling jauh. Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan
sebab-akibat, kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu, kemudian
diikuti akibatnya, atau sebaliknya.Penyusunan urutan kalimat pengembang yang
berdasarkan urutan nomornya dimulai dari kejadian pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Ciri-cirinya
sebagai berikut :
1. Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti
kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
alinea.
3.
Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau
kalimat transisi.
4. Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung
kalimat topik.
G. Syarat Pembentukan Alinea.
Seperti halnya kalimat, sebuah alinea
juga harus memenuhi syarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif harus
memenuhi ketiga syarat berikut :
1) Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2) Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3) Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu).
1) Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
2) Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3) Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu).
H. Jenis Alinea
1. Berdasarkan Tujuan :
a.
Paragraf pembuka
Paragraf
pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh
paragraf pembuka :
Pemilu baru saja usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti
jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan.
Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh
kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan
tidak mau makan.
b.
Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti
masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini
lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung
bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat
deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun
berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung
pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau
landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.
c.
Paragraf penutup
Paragraf
penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh
paragraf penutup :
Demikian
proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho
dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.
2. Berdasarkan Letak Kalimat Utama
a.
Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum
yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam
rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para
peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya untuk membuka usaha baru.
b.
Paragraf induktif
Paragraf
induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan
pernyataan umum.
Contoh
paragraf induktif :
Semua orang
menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa,
sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancer. Informasi
tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting,
efektif danefisien.
c.
Paragraf campuran
Paragraf
campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph.
Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan
kembali.
Contoh paragraf campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun
yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju
seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
3. Berdasarkan Isinya
a.
Eksposisi
Berisi
uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
b.
Argumentasi
Bertujuan
membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep
sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
c.
Deskripsi
Berisi
gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat,
merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
d.
Persuasi
Karangan ini
bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
e.
Narasi
Karangan ini
berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita.
Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
I.
Perkembangan Alinea
Perkembangan
dan pengembangan alinea mencakup dua persoalan utama yaitu,
1. Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan.
1. Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan.
3. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan
bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
Adapun metode pengembangan alinea antara lain :
Adapun metode pengembangan alinea antara lain :
4.
a.
Klimaks
Dan Anti Klimaks
Perkembangan gagasan dalam sebuah alinea
dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu gagasan utama yang
mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah
kedudukannya. Berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang
paling tinggi kedudukannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun
dengan sekian macam sehingga tiap gagasan yang berikut lebih tinggi
kepentingannya dari gagasan sebelumnya.
Variasi dari klimaks adalah antiklimaks
yaitu, penulis memulai dari gagasan yang dianggap paling tinggi kedudukannya
kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan yang lebih rendah dan semakin
rendah.
b.
Sudut
Pandangan
Yang dimaksud sudut pandangan adalah
tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Tapi, sudut pandang pandangan
tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari
bawah. Tetapi, bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi
tertentu. Bagaimana seseorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-tama ia
harus mengambil sebuah posisi tertentu, kemudian secara perlahan-lahan
berurutan menggambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan
tersebut, dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur kebelakang. Sebab
itu, urutan ini juga disebut urutan ruang-ruang. Sudut pandangan atau point of
view ini mempunya dua pengertian,
1. Sudut pandangan ini mencakup apakah
sersoalan yang sedang dibahas dilihat dari sudut pandangan orang pertama (saya,
kami, kita) atau orang ke dua (engkau, kamu, saudara) atau juga bentuk tak
berorang—bentuk sudut pandangan ini sama sekali tidak ada hubungan dengan dasar
pengembangan sebuah alinea. Tetapi, mencangkup konsistensi sudut pandangan dari
seluruh uraian.
2. Mencakup pengertian bagaimana
pandangan atau anggapan penulis terhadap subjek yang telah digarapnya itu.
Sudut pandang ini membuat pengarangnya memilih nada tertentu, kata-kata dan
frase tertentu. Membentuk bahan mental menjadi suatu karangan, ia membantu
merumuskan meksud penulis dan membatasi pokok yang akan digarapnya.
c.
Perbandingan
Dan Pertentangan
Yaitu suatu cara dimana pengarang
menunjukkan kesamaan / perbedaan antara dua orang bjek atau gagasan dengan
bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh
pendidikan, bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya dengan
memperhatikan pola segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu.
Maksudnya untuk sampai kepada suatu penilain yang relatif mengenai ke dua tokoh
tersebut. Segi-segi perbandingan dan pertentangan harus disusun sekian macam
sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.
d.
Analogi
Bila perbandingan dipertentangan memberi
sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antar 2 hal, maka analogi merupakan
perbandingan yang sistematis dari 2 hal yang berbeda tetapi dengan
memperlihatkan kesamaan segi/ fungsi dari kedua hal tadi sebagai menunjukkan
kesamaan-kesamaan antara 2 barang/ hal yang berlainan kelasnya. Bila seorang
mengatakan: Awan dari ledakan bom atom itu, membentuk sebuah cendawan raksasa,
maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan. Merupakan sebuah
analogi sebab kedua hal itu sangat bebeda kelasnya, keduali kesamaan bentuknya.
e.
Contoh
Sebuah gagasan yang terlalu umum
sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang
konkret sehingga daapt difahami oleh pmebaca. Untuk ilustrasi terhadap
gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering dipergunakan
contoh-contoh yang konkret, yang mengambil tempat dalam sbuah alinea, tetapi
harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan
pendapat seseorang. Tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis dan
hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk
setiap pengarang.
f.
Proses
Sebuah dasar lain yang dapat juga
dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara
teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian/
peristiwa.
Dalam menyusun sebuah proses diperlukan hal-hal sebagai berikut:
- Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
Dalam menyusun sebuah proses diperlukan hal-hal sebagai berikut:
- Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
-
Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya, bila
tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka
penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.
-
Penulis harus menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga
pembacaan dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.Sehigga proses itu
menyangkut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan bagaimana mengerjakan hal itu?
Bagaimana bekerjanya? Bagaimana barang itu disusun? Bagaimana hal itu terjadi?.
g. Sebab-Akibat
Perkembangan sebuah alinea dapat juga
pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai dasar, dan hal ini sebab
bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian
pengembangannya. Tetapi daapt juga dibalik akibat dijadikan gagasan utama
sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab
sebagai perinciaanya.
Persoalannya sebab akibat sebenarnya
sangat dekat hubungannya dengan proses, bila proses itu dipecah-pecahkan untuk
mencari hubungan antara bagian-bagianya, maka proses itu dapat dinamakan proses
kausal/ proses sebab akibat. Sebuah variasi dari sebab akibat ini adalah
pemecahan masalah, pemecahan maslah yang bertolak dari hubungan kausal, tetapi
tidak berhenti disitu saja, ia masih berjalan lebih lanjut menunjukkan
jalan-jalan keluar untuk menjauhkan sebab-sebab tersebut atau menjauhkan akibat
yang dihasilkan oleh sebab-sebab.
h.
Umum-Khusus Dan Khusus-Umum
Kedua cara ini, yaitu umum-khusus dan
khusus-umum cara ini merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan
gagasan-gagasan dalam sebuah alinea secara teratu. Dalam hal yang pertama
gagasan utamanya di tempatkan pada awal alinwa, serta pengkhususan atau
perincian-perincianya terdapat dalam kalimat berikutnya, sebaliknya dalam hal
yang kedua mula-muladikemukakan perincianya, kemudian pada akhir alinea
generalisasinya. Jadi yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat
induktif.
Sebuah variasi dalam kedua jenis alinea
itu adalah semacam penggabungan. Yaitu pada awal alinea terdapat gagasan
utamanya ( jadi bersifat umum-khusus). Tetapi pada akhir alinea gagasan utama
tadi diulang sekali lagi ( jadi bersifat khusus-umum ).
i.
Klasifikasi
Yang dimaksud dengna klasifikasi adalah
sebuah proses untuk mengelompkkan barang-barang yang dianggap mempunyai
kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja kedua arah yang
berlawanan.yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan kedalam kelompok, dan
kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Dengan demikian
klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan
perbandingan maupun dengan umum-khusus dan khusus-umum.
j.
Definisi luas
Yang dimaksud definisi dalam pembentukan
sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti
terhadap sebuah istilah atau hal. Disini kita tidak menghadapi hanya satu kalimat
( lihat definisi dalam bagian tentang kalimat), tetapi suatu rangkaian kalimat
yag membentuk sebuah alinea. Malahan kadang-kadang untuk memberi pengertian
yang bulat tentang pengertian itu, satu alinea dianggap belum cukup, sehingga
diperlukan rangkaian dari pada alinea-alinea. Malahan dapat pulan dalam bentuk
sebuah buku. Namun prinsip-prinsip definisi tetap sama. Di sini kita lebih
sering menghadapi sebuah definisi luas daripada definisi formal biasa, atau
definisi dengan menerapkan etimmologi kata atau istilah tersebut.
Cara apapun yang dipergunakan untuk
memperoloh kebulatan alinwa, prinsip kesatuan ide, perpaduan ( koherensi ) dan
perkembangan yang baik tidak boleh dilanggar begitu saja. Pelanggaran atas
prinsip-prinsip tersebut mengakibatkan tergangunya konsentrasi atas ide
sentralnya.
k.
Perkembangan Dan Kepaduan Antar Alinea
Kesatuan-kesatuan yang kita sebut alinea
ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu unsur yang kecil dalam sebuah
unit yang lebih besar, entah berupa bab maupun untu yang berupa sebuah karangan
yang lengkap. Karena alinea merupakan unit yang lebih kecil, maka harus dijaga
agar hubungan antara alinwa yang satu dengan alinea yang lain, yang
bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu terjalin dengan baik.
Tiap tulisan yang baik selalu akan
berlolak dari sebuah tesis karya ilmiah. Tesis itulah yang dikembangkan dalam
alinea-alinea yang mempunyai pertaliann yang jelas, baik pertalian dalam
perkembangan gagasan maupun perpaduan alinea-alineanya. Karena hubungan yang
jelas itulah pembaca dapat mengikuti uraian itu dengan jelas dan mudah.
Seperti halnya dengan alinea, maka
perpaduan antara alinea dapat juga dijamin dengan cara-cara seperti yang telah
digunakan dalam sebuah alinea yaitu: repitisi yang dinamakan anafora. Anafora
adalah perulangan kata yang sama pada kalimat yang berurutan atau dalam hal ini
juga pada awal alinea yang berurutan. Disamping kata-kata kunci bisa
dipergunakan kata ganti.
DAFTAR PUSTAKA
·
Tarigan,Djago.2009.Membina Keterampilan Menulis
Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
·
Nazar,Noerzisri A.2004.Bahasa Indonesia dalam
Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora Utama Press(HUP).
·
Ambary,
Drs. Abdullah. Tanpa Tahun.Intisari Tatabahasa Indonesia, Untuk SMTP.Bandung :
Djatnika Bandung.
·
Agustin,
Risa, S.Pd. 2008. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Surabaya : SERBA JAYA.
·
Yahya,
islachuddin. 2007. Teknik penulisan karangan ilmiah. Surabaya : surya jaya
raya.
·
http://swestimahardini.wordpress.com/2011/10/24/makalah-bahasa-indonesia-mengenai-alinea-paragraf/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar