Ternyata kebahagiaan itu bukan sebanyak apa uang yang kita miliki dan bukan sebanyak apa harta yang kita miliki. Terkadang mereka menganggap semua akan terlihat sempurna ketika kita memiliki harta dan pangkat. Semua harta dan pangkat itu tidak pernah berguna jika kita tidak bisa merasakan posisi nyaman dan bahagia saat kita memliki semua yang mungkin banyak orang yang tidak memilikinya. Mungkin semua orang ingin mencapai kebahagiaannya tetapi tidak serta merta kebahagiaan itu datang jika kita memiliki banyak uang. Banyak diluar sana orang yang tidak begitu memiliki apa yang kita punya tetapi mereka dapat menikmati hidup mereka tanpa beban dan tanpa paksaan. Mereka dapat merasakan kebahagiaan yang mungkin tidak pernah kita hadapi sebelumnya.
Rasa kebebasan, rasa nyaman dan kebersamaan yang begitu kita dambakan.
Bahagia itu sederhana ,
Tak perlu uang yang berlimpah, mobil mewah, dan pangkat yang terlihat di pakaian kita. Bahagia itu ketika kita dapat merasakan pelukan disaat kita terjatuh, ketika kita mendapatkan semangat bukan paksaan dan tuntutan untuk menjadi diri orang lin. Bahagia itu ketika kita dapat menjadi diri kita sendiri dan meraih dunia kita sendiri tanpa harus menjadi robot mainan yang dijalankan pemiliknya menggunakan sebuah remote control dan menuruti perintah pemilik robot tersebut.
Sama seperti kita yang harus dan dituntut untuk menjadi seorang yang sukses tanpa mereka tau bagaimana kita menggapainya, Tanpa mereka tau apa yang sebenarnya kita rasakan. Yang hanya mereka tau kita harus sukses sama seperti seseorang yang telah meraih kesuksesan tersebut bahkan terkadang kita dituntut untuk memiliki pendamping hidup yang sama pula.
Mereka bukan Tuhan yang tau dengan siapa kita berjodoh, mereka hanya manusia biasa dan mungkin tidak begitu berhak untuk urusan ini karena ini masa depan kita. Kita yang akan menjalani untuk kedepannya. Kita yang tau siapa yang baik dan yang kita inginkan untuk jadi pendamping hidup kita kelak.
Bahagia itu sederhana,
Ketika kita dapat meraih apa yang kita inginkan untuk masa depan kita kelak. sebaik atau seburuk apapun itu namun karena itu pilihan kita, kita harus dapat menerima dan menikmati proses hidup kita. Jangan pernah menyesal dengan apa yang kita pilih tapi sesalilah sesuatu yang tidak bisa kita pilih dan yang harus kita turuti walaupun itu sangat terpaksa.
Masa depan kita ada di tangan kita. kita yang merasakan, kita yang menjalaninya maka dari itulah kita juga yang harus memilihnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar